A. KARAKTERISTIK ANAK DIDIK BERBAKAT
Menurut pakar psikologi pendidikan, Prof. Dr. S. C. Utami Munandar, anak berbakat berbeda dengan anak pandai. Menurut beliau, berbakat berarti mempunyai potensi, sedang pandai bisa dicapai dengan rajin belajar.
Anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang profesional, di mana anak tersebut karena kemampuannya yang menonjol, dapat memberikan prestasi yang tinggi ( U.S Office Education : 1971). Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat. Keberbakatan banyak tergantung dari faktor pembawaan. Tetapi sejauh mana bakat-bakat pembawaan tersebut dapat diwujudkan tergantung dari kondisi dan kesempatan yang diberikan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat. Banyak anak yang potensial berbakat tidak dapat mewujudkan keunggulannya karena lingkungan mereka menghambat pertumbuhan intelektual secara optimal (Vernon : 1977).
Perkembangan motorik anak bisa menjadi alat pendeteksi untuk mengetahui apakah anak tersebut mempunyai bakat atau tidak. Anak yang berbakat mengalami perkembangan motorik yang lebih cepat, baik itu dalam hal berjalan, berbicara, maupun membaca. Dalam hal ini, stimulasi lingkungan punya andil yang besar dalam perkembangan anak. Karena walaupun anak punya bakat tapi lingkungan tidak mendukung, maka bakat tersebut tidak akan berkembang. Sangatlah penting bagi orang tua dan guru unutk mengetahui apa saja karakteristik anak berbakat. Berikut karakteristik anak berbakat, namun hal yang perlu diingat adalah bahwa tidak semua anak berbakat selalu mempunyai ataupun menunjukkan semua karakterisik di bawah ini.
· Karakteristik intelektual atau belajar
Ø Mempunyai daya ingat jangka panjang (long term memory) yang baik.
Ø Mudah menerima pelajaran
Ø Pengamat yang cermat
Ø Cepat dalam memecahkan soal dan masalah
Ø Senang, sering membaca serta punya kemampuan membaca yang cepat
Ø Mampu membaca pada usia muda
Ø Mempunyai perbendaharaan kata yang luas dan mampu mengartikulasikan dengan baik
Ø Mempunyai daya abstraksi yang tinggi dalam konsep matematika atau sains
Ø Mempunyai konsentrasi yang baik sehingga perhatian tidak mudah teralihkan
Ø Mampu membuat masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan mudah dipahami
Ø Selalu sibuk menangani berbagai hal
Ø Cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan
Ø Cepat menemukan asas dalam suatu uraian
· Karakteristik emosi atau persepsi
Ø Mempunyai perasaan yang peka
Ø Memiliki perasaan yang mendalam terhadap sesuatu
Ø Pada umumnya introvert atau tertutup
Ø Punya ketulusan hati yang lebih dalam jika dibandingkan dengan anak yang lain
Ø Peka terhadap hal atau pengalaman-pengalaman baru
Ø Gaya bercanda tidak lazim
Ø Memandang persoalan dari berbagai sudut pandang
· Karakteristik motivasi
Ø Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Ø Tidak cepat puas dengan prestasi yang telah diraih
Ø Menyukai hal-hal yang penuh resiko dan tantangan
Ø Tidak mudah terpengaruh oleh orang lain
Ø Punya minat yang beragam terutama untuk masalah orang dewasa seperti korupsi, keadilan, pembangunan, dan sebagainya
Ø Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang
Ø Ingin mendalami bidang pengetahuan yang diberikan
Ø Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya
Ø Tidak cepat putus asa dalam menghadapi kesulitan
Ø Senang dan rajin belajar, tapi cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
· Karakteristik aktivitas
Ø Aktif beraktivitas tanpa terlihat lelah
Ø Tekun, gigih, pantang menyerah
Ø Selalu waspada
Ø Punya spontanitas yang tinggi
Ø Mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu yang sangat lama
Ø Cepat bosan dengan situasi rutin
Ø Mempunyai waktu tidur yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan anak normal
· Karakteristik relasi sosial
Ø Suka mempertanyakan hal yang telah mapan
Ø Sulit melakukan kompromi dengan pendapat umum
Ø Merasa lebih maju dari orang lain, merasa sendirian saat berpikir atau saat merasakan suatu bentuk emosi
Ø Merasa senang dan nyaman jika berteman atau berdiskusi dengan orang yang berusia jauh lebih tua
Ø Mudah empati dan iba serta suka menolong.
B. PELAYANAN PENDIDIKAN YANG TEPAT BAGI ANAK BERBAKAT
Anak berbakat mempunyai minat dan kemampuan yang sangat berbeda dari anak-anak sebayanya. Jika anak tersebut dimasukkan ke dalam sekolah tradisional, maka akan agak sulit. Selain anak akan frustasi karena tidak mendapat pelayanan yang dibutuhkan, guru dan teman-teman sekelasnya juga akan terganggu dengan perilaku anak tersebut.
Program pendidikan bagi anak berbakat dapat diselenggarakan melalui berbagai cara yang umumnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu:
· Mempercepat waktu belajar (akselerasi), bisa dengan cara menyeluruh atau hanya untuk mata pelajaran tertentu.
· Meluaskan pengalaman dan pengetahuan dengan memperkenalkan bahan-bahan yang tidak diberikan dalam kurikulum biasa (pemerkayaan horizontal).
· Memberikan kesempatan untuk mendalami mata pelajaran yang diminati (pemerkayaan vertikal).
· Mengembangkan keterampilan penelitian dan pemecahan masalah secara kreatif agar menjadi produsen pengetahuan dan bukan konsumen pengetahuan semata-mata.
Karena itu, anak berbakat haruslah mendapat pelayanan pendidikan yang memadai agar bakatnya bisa berkembang. Pelayanan pendidikan yang mungkin diberikan antara lain:
1. Melaksanakan program akselerasi khusus anak berbakat.
Program ini dapat dilakukan dengan cara “lompat kelas” dan dapat dilakukan untuk:
· Seluruh mata pelajaran akselerasi kelas
Misal: anak kelas II SD bisa langsung ke kelas V jika memang kemampuan anak telah matang.
· Beberapa mata pelajaran
Misal: anak kelas II SD mempunyai bakat istimewa dalam bidang matematika, maka ia diperbolehkan mengikuti pelajaran matematika kelas IV, tetapi untuk mata pelajaran yang lainnya tetap di kelas II.
2. Home schooling (pendidikan non formal di luar sekolah)
Jika sekolah keberatan menggunakan model akselerasi kelas atau akselerasi mata pelajaran, maka dapat menggunakan cara lain yaitu dengan memberikan pendidikan di rumah atau di luar sekolah yang lebih dikenal dengan nama home schooling. Tenaga ahli yang ditunjuk atau orang tua bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat yang dimiliki anak tersebut. Ketika si anak telah siap kembali ke sekolah, ia bisa dikembalikan ke sekolah dengan kelas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
3. Menyelenggarakan kelas tradisional dengan pendekatan individu.
Untuk model pembelajaran seperti ini, jumlah murid per kelas harus terbatas agar perhatian guru cukup memadai. Anak-anak didorong untuk belajar sesuai dengan ritmenya masing-masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas yang lebih banyak dan mendalam. Sementara untuk anak yang agak lamban, materi dan tugas yang diberikan adalah yang sesuai dengan perkembangannya. Guru harus siap dengan berbagai bahan yang mungkin dipilih oleh anak untuk dipelajari. Dengan memberikan perhatian secara individual kepada anak yang mempunyai perbedaan tingkat perkembangan dan ritme belajar, guru akan menjadi sangat sibuk.
4. Membangun kelas khusus untuk anak berbakat.
Anak-anak yang mempunyai bakat atau kemampuan yang hampir sama dikumpulkan, kemudian diberikan pendidikan khusus yang berbeda dengan kelas-kelas tradisional untuk anak-anak seusianya. Kelas ini haruslah merupakan kelas yang terbatas jumlah sisawanya sehingga lebih mengutamakan pendekatan individual. Selain itu, kelas ini harus mempunyai kurikulum khusus, sistem evaluasi dan pembelajaran yang memang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan anak tersebut.